Sabtu, 26 November 2011

BAB II PERANA PGRI DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

BAB II
PERANA PGRI DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN


A.     PGRI Lahir sebagaiOrganisasi Perjungan
Jati diri PGRI sejak berdiri sampai sekarang ialah sebagai organisasi perjuangan, profesi dan ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independent, dan non poliik praktis. Dalam menghadapi berbagai tantangan yang terus berkembang, PGRI harus tetap konsisten terhadap jati diri yang bersumber pada visi masa depanya sebagai organisasi dinamis, mandiri dan berwibawa yang dicintai anggotanya, disegani oleh mitranya diakui keberadaanya oleh masyarakat luas. Salah satu kunci yang mewujudkan hal diatas adalah dengan sikap solidaritas sebagi jiwa, semangat dan nilai kejuanganya.
Secara umum soldaritas dapat diartikan sebagai suatu manisfestasi (asset) kesatuan dan kesepakatan yang bersumber dari kesamaan nasib, niat, perasaan, tindakan dan simpati diantara sejumlah atau sekelompok individu. Kesamaan yang dihayati bersama oleh semua pihak didalam kelompok kemudian berkembang sehingga makin merekat kekuatan, kesamaan itu terletak dalam aspek :
1.      Minat
2.      Perasaan
3.      Tindakan
4.      simpati
Kata solidaritas mempunyai kata dasar solid yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1.      dalam bentuk yang selalu tetap
2.      tidak memiliki kekosongan
3.      terwujud dalam subtansi yang sama dan konstan
4.      kuat mantap dalam kontruksinya seingga mampu menahan beban dan tekanan.
5.      Mempunyai reputasi dan kepercayaan yan mantap
6.      Berkesinambungan
7.      Berwujud dalam dimensi panjang, lebar dan tinggi baik ruang maupun waktu.
Untuk melestarikannya dan kesuksesa PGRI dimasa depan, maka solidaritas yang telah menjadi modal fundamental yang telah teruji kehandalnya itu harus tetap dipertahankan dan dikembangkan terus sehingga PGRI ini tetap solid. Banyak sekali sumber permasalahan dari kurangnya efektifnya komunikasi dan sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan amanatanya PGRI menggynakan empat dasar dan metode berikut ini ;
1.      Intensifikasi secara vertical, horizontal, dan diagonal baik internal maupun ekternal.
2.      Optimalisasi kemitraan secar berimbang dengan berbagai pihak terkait atas dasar saling menghormati secara sistematik dan simbolik.
3.      Aktualisasi program kerja yang lebih berpusat pada hak dan martabat anggota
4.      Tranparasi manajemen organisasi dalam berbagai tingkatan.
Secara ideal, pelaksanaan kinerja PGRI menuntut dikembangkanya suatu strategi yang sistematik, sinergik dan simbiotik dalam mencapai hal yang diharapkan.
1.      Strategi sistematik adalah strategi yang diberikan pandangan dari system dengan sub system dan supra –sistemnya dalam arti hubungan structural, fungsional, dan interaktif yang menyakut proses kekeluargaan.
2.      Strategi sinergi adalah strategi untuk mengembangkan diri secara lebih luas untuk memperoleh nilai tambah melalui perencanaan pro aktif dan keterpaduan inovasif diantara tindakan nyata.
3.      Strategi simbiotik adalah strategi untuk mencari keterlibatan kolaboratif jaringan kerja dengan pihak terkait untuk mendapatkan manfaat bersama.
Solidaritas sebagai sumber jiwa, semangat , dan nilai jiwa perjuangan PGRI sudah seharusnya dipahami, dihayati dan diamalkan oleh seluruh kader PGRI dalam berbagai jenjang dan fungsi organisasi. Hal itu sangat penting untuk mempersiapkan dan membekali diri dalam menerima tongkat estapet kepemimpinan PGRI dimasa depan. 

B.     PGRI Turut serta Dalam Perjungan Mempertahankan Kemerdekaan
PGRI lhir konsisten dengan Proklamsi Kemerdekan 17 Agustsus 1945, ia merupakan hikmah aspirasi dan panggilan akan kembersaman serta tanggung jawabya menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. PGRI lahir sebagai salah saty “ anak Revolusi” yang merupakan bagian integral sejarah perjungan bangsa dan dengan berindentitas sebagai organisasi guru ‘ pejuang’ yang memiliki serta menegakkan dan mempertahankan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945, PGRI beridentitas sebagai organisasi perjuangan dan sebagai organisasi profesi.
C.     PGRI Mempersatukan Guru Di Negara-negara Boneka Ciptaan Belanda
Seperti diketahui bahwa NICA (Belanda) dengan bantuan sekutu (Inggris) tidak setuju adanya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Keadaan inilah yang menimbulakan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda termasuk dengan tentara Inggris. Hal ini terbukti dari beberapa peristiwa berikut ini :
1.      Pada tanggal 25 maret 1946 tentara NICA ( Belanda ) menggempur kota bandung dengan alas an ultimatum tentara Sekutu.
2.      Tanggal 10 juli 1946 daerah-daerah diluar pulau jawa, Madura, dan Sumatra akan diserahkan oleh tentara Inggris kepada Belanda (NICA).  Kemudian untyuk mengadu domba dibentuklah Negara Indonesia Timur (NIT).
3.      Pada tanggal 15 Juli 1946 diadakan Konfrensi Malino disulawesi selatan oleh belanda yang isinya memperluas front anti Republik Indonesia.
4.      Tanggal 24 oktober 1946 tentara sekutu mengosongkan kota-kota itu diserahkan kepada NICA (Belanda).
Selain hal diatas, usaha-usaha Belanda untuk menghilangkan Negara Republik Indonesia Proklamsi, maka Belanda mengadakan dengan Pemerintah Republik Indonesia, yaitu antara lain :
1.      Persetujuan Linggarjati tanggal 11-15 November 1946 yang isinya bahwa belanda mengakui Negara Republik Indonesi secara defacto di Jawa, Madura, dan Sumatra.
2.      Perundingan Renville tanggal 19 Desember 1947 isinya bahwa belanda mengakui Negara Republik Indonesia Proklamasi wilayah Yogyakarta saja.
D.     PGRI Menjalin Hubungan Dengan Organisasi Di Luar Negeri
Unuk ini maka pada tahun 1948 PGRI mengadakan hubungan organisasi guru internasional antara lain :
1.      Setelah kongres IV di Yogyakarta akhir tahun 1945, Pengurus besar PGRI tahun 1950 mengirim surat perkenalan dan ucapan selamat atas terpilihnya Pengurus baru Persatan Guru Negara Malaya.
2.      Hubungan dengan organisasi guru Philipina tahun 1952
3.      Persatuan buruh pendidikan Republik Rakyat Cina ( RRC) tahun 1951
4.      Pada tahun 1954 PB PGRI menjadi tamu Asosiasi Guru Australia.  
5.      Pada tahun 1966 menyatakan dirinya masuk menjadi anggota organisasi dunia pada kongres WCTOTP di Seoul Korea Selatan 

E.     Kongres PGRI II dan III Bertekad Mempertahankan Kemerdekaan
Kongres PGRI II ini berlangsung di Surakarta tanggal 21-23 Desember 1946 dalam susanana geloranya revolusi mempertahankan kemerdekaan . Para Guru saat itu bukan hanya member pelajran didalam kelas, tetapi juga sebagai pengobar api perjuangan melawan NICA (Belanda) dan Sekutu demi tegaknya kemerdekaan. Ditengah-tengah dan semangat perjuangan  pula para guru berhasrat merintis revolysi kemerdekaan. Putusan-putusan yang penting yang diambil pada masa kongres PGRI II ini antar lain ;
1.      Mengusulkan kepada pemerintah agar diadakan sentralisasi sekolah yaitu
a.       Sekolah-sekolah menengah (SMP-SMA0 supaya diurus oleh PPK.
b.      Sekolah dasar (SR) agrar didesentralisasi oleh tiap-tiap propinsi.
2.      Kantor Pengajaran Keresidenan hendaknya diubah menjadi Insepksi Pengajaran.
3.      Untuk mempertinggi derajat keguruan hendaknya sekolah guru diambil dari lulusan SMP, yaitu untuk SGA.
 Dalam Kongres PGRI II berhasil dibentuk kepengurusan PB-PGRI sebagai berikut :
            Ketua I                                     : R.H. Kusnan
            Ketua II                                   : Soejono Kromodimulyo
            Ketua II                                   : Sujono
            Penulis I                                   : J. Sutemas
            Penulis II                                 : Mh. Husodo
            Bendahara I                             : Sumidi Adisasmita
            Bendahara II                            : Dinema
            Ketua Bagian Pendidikan         : D. Notohamijoyo
Ketua Bagian Perburuhan        : sosro
     Ketua Bagian Penerangan        : Selamet I
Pada tahun 1948 R.H . Kusno diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  dalam Kabinet Muhammad Hatta, yang kemudian cabinet ini harus menghadapi pemberontakaan PKI Madiun.
Kongres III berlangsung dimadiun tanggal 27-29 Februari 1948 bersifat darurat dan sederhana. Pada Kongres ini tepilih susunan PB PGRI , yaitu :
Ketua I                                     : Sujono Kromodimulyo
            Ketua II                                   : Sujono
            Ketua III                                  : Sudarsono
            Panitera Umum I                      : barahim Prawirosumito
            Panitera Umum II                    : Andogo W. Karsono
            Bendahara I                             : Dinema
            Ketua Bagian Pendidikan         : supoyono ( kemudian diganti Mandoyo Dewo )
Ketua Bagian Perburuhan        : Sastrosuwignyo
     Ketua Bagian Penerangan        : Selamet I
Hasil gemilang perjungan PGRI III ialah kementrian PPK yang waktu itu berkedudukan disolo melaksanakan tuntutan           PGRI yaitu menghapus guru-guru C ( pendidikan 2 Tahun setelah SR) dan PGRI dinyatakan sebagai organisasi pekerja  ( organisasi buruh).
Meskipun segal cobaan datang bertubi ke puncak PGRI, namun PGRI tetap konsisiten dan konsekwen dengan cita-cita perjuangan yang secara tegas digariskan dalam azaz tujuan PGRI sebagai identitasnya, yaitu ;
1.      Mempertahankan NKRI
2.      Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengandasar falsafah Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3.      Tidak bergerakdalam lapangan politik, atau sifantnya non partai politik.
4.      Sifat dan siasat perjuangan PGRI, yaitu :
a.       Bersifat korektif dan kontruktif terhadap pemerintah pada umumnya, dan khususnya terhadap Kementrian PPK, yaitu dengan partai mempertahankan kebebasannya sebagai serikat pekerja.
b.      Bekerjasama dengan serikat-serikat pekerja (Buruh) lainya.
c.       Bekerjasama dengan badan-badan lainya, seperti partai politik, organisasi=organisasi pendidikan dan badan-badan pejuang lainya.
d.      Bergerak ditengah-tengah masyarakat











Minggu, 30 Oktober 2011

Syarat Mutasi NUPTK dalam Kabupaten.

Hari senin yang lalu saya pergi ke dinas untuk mutasi NUPTK dari SD Karangtengah 01 ke SMK PGRI Babakanmadang. Saya kira untuk mengajukan mutasi cuma syarat mutasi dari sekolah asal saja, ternyata salah besar. Info yang pertama dengar cuma itu tetapi ternyata ngak demikian. Langsung aja saya meluncur ke Dinas pagi-pagi takut siang ramai.

Ternyata banyak syaratnya tergantung kemana akan pindah. ini syarat mutasinya yang harus dipersiapkan sebelum ke dinas biar tak mondar-mondir, kasihan kan anak-anak ditinggal :

  1. Bawa SK pengangkatan pertama dari sekolah asal.
  2. Bawa SK pengangkatan SK terakhir disekolah tujuan
  3. Isi formulir mutasi (adanya didinas boleh minta gratis) syukur-syukur ada yang punya.
  4. Jangan lupa minta tanda tangan kepala sekolah di sekolah asal diformulir dan tanda tangan kepla sekolah tujuan diformulir juga.
ini untuk mutasi dalam kabupaten, untuk luar kabupaten kayanyaknya agak berbeda. Kemarin penulis lupa nanya. Untuk lebih jelasnya tanyakan ke dinas masing-masing. 


Selasa, 23 Agustus 2011

Buka Puasa Bareng di Kampus Hijau.

Hari senin malam selasa tanggal 21 Agustus 2011 acara buka puasa bersama yang dilaksanaka di Tegal Umplik atau dikampus I. Acara ini merupakan acara rutin yang setiap tahun diadakan di SMK Babakanmadang. Semua guru hadir kecuali Bu Fitri yang berhalangan. Disamping itu acara ini merupakan acara permintaan maaf para guru menjelang hari raya Indul Fitri. Dengan mengoda menu yang mengoda selera menambah nafsu untuk segera berbuka puasa.

Sabtu, 30 Juli 2011

Acara Perpisahan Tahun Diklat 2010-2011



                                                  Kepala Sekolah memberikan sambutan ......
 Guru-guru SMK Babakanmadang.